Hari ini tgl 25 tahun
2017, takbir menggema hingga seluk beluk malam pekat, aku bimbang menimang
langkah entah kemana, tujuanku serasa usang di ujung waktu, ah.. bukankah aku
hanya menunggu waktu yang tepat, waktu yang benar benar membuatku bicara dan serasa
pas dirasa meski seharusnya keinginanlah yang jadi perioritas utama.
Yah di ujung jalan itu
tapak demi setapak kulewati, waktu seakan menarikku dari sudut kenyamanan
diriku demi secercah kebebasan hati,
seakan waktu bermain main dengan hatiku, ingatanku beputar ah masih jelas
tekenang raut kecewa yang menusuk hatiku, ah wajah itu yang selalu datang dalam
mimpiku, hingga tidurku tak pernah benar-benar tenang, bukan bukan keputusanku
yang membuatku menyesal, tapi tangisnyalah membuat hatiku linu.
Langkahku terhenti,
kuteliti mencari perubahan meski sedikit, tapi sepertinya tidak ada perubahan
yang berarti hanya perubahan usia yang membuatnya berbeda ia masih tetap gagah
di usia tua, yah umah itu masih sama seperti 3 tahun yang lalu.
Mataku beradu dengan
kakiku yang seakan kaku untuk melangkah, hatiku gagap untuk bicara, mulutku
kelu di tahan masa lalu, dari jarak satu meter tubuhku susah bergerak dan
ketika ketakutanku menjadi musuh terberat dalam hidupku, kret…. Suara pintu
yang berdenyit hampir menghentikan jantungku dan di sinilah aku di hadapan
laki-laki yang paling aku cintai di dunia ini, laki-laki yang membenbai
pikiranku hingga detik ini, laki-laki yang yang menghantui mimpi-mimpiku di
tiap-tiap malam yang ku lalui, laki- laki yang hingga kini selalu menjadi poros
hatiku, dan air matakupun lolos begitu saja dari mataku tanpa permisi.
Dia berdiri kaku dengan
kekagetannya, kuteliti dari ujung rambut hingga kakinya, masih sama seolah
memori 3 tahun yang lalu baru tejadi kemarin, dan aku di sini tak ada kecemasan
tak ada kebencian tak ada ego, tak ada rasa gengsi, aku di sini permata hatinya
menangis perih demi sebuah pengampunan, dengan satu langkah panjang ayah
merangkulku dan kami larut dalam tangis haru yang dinanti-nanti perempuan yang paling
berarti dalam hudup kami yah dia berdiri dengan senyum dan tangis tanpa henti
ibuku perempuan tersabar yang ku tahu.
Ditulis oleh mahasiswi Ahgaff Yaman
mau tau tentang dia klik https://facebook.com/aim.karimah
Komentar
Posting Komentar