23 Agustus 2017, hari Rabu malam Kamis. Tiba-tiba ada telpon dari sang ustadz (Allah yahfadhuhu wa ahlahu), "besok kita berangkat ke Tarim". Tadaaaa.. tak ada kalam wala kabar sebelumnya, cuma denger-denger gosip aja dari anak-anak, gosip yang ga tau bener nggaknya. Yah, kita yang ga tau kabar apa-apa santai aja, mungkin berangkatnya entar sabtu kali, atau entar setelah lebaran idul adha.
Langsung, yang tugas jadi panitia sibuk cari peralatan yang akan dibawa kesana. Seharusnya kan ada persiapan apa gitu, mungkn belanja makanan atau barang yang perlu dibawa. Nggak, nggak sempet. Malam itu juga kita yang bakal berangkat besoknya siap-siap dadakan.
Alhamdulillaah 'alaa kulli haal. Sekarang, jam 11.44 WY kita sedang dalam perjalanan menuju kota Tarim Al-Ghannaa'. Sebelumnya, kita sudah diceritakan oleh sang Ustadz, tentang waliyullah yang dulu dan sekarang tinggal di Mukalla, nama beliau Alhabib Ahmad bin Muhsin Al-Haddar. Beliau lahir di kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Masyhur عند بنات kalo beliau lahir di Surabaya. Ternyata, itu hanya karena kota yang terkenal disini adalah kota Surabaya. Jadilah yang masyhur begitu.
Banyak kisah yang diceritakan oleh sang Ustadz, tapi aku hanya bisa menceritakan satu kisah saja. Kisah yang mana seorang Habib dibicarakan oleh para masyarakat bahwa beliau tidak pernah ikut sholat jum'at berjama'ah. Dan ada seorang dari mereka terus menerus menegur beliau dan mengajak beliau supaya sholat jum'at berjama'ah. Dan itu dilakukan setiap jum'atnya. Sampai suatu jum'at, beliau Al-Habib berkata kepada fulan yang menegur beliau, kira-kira begini kata-kata beliau "jum'at depan kamu datang lagi kerumah saya".
Sampai pada hari jum'at tersebut, si fulan tadi datang kerumah Al-Habib dengan niat untuk mengajak beliau sholat jum'at jama'ah di masjid. Al-Habib langsung memegang pundak si fulan, dan di sepersekian detik berikutnya beliau bersama si fulan sudah berada di Makkah Al-Mukarromah.
MasyaAllah... Ternyata, beliau selama ini sholat jum'at di Kota Makkah. Si fulan langsung faham, kenapa beliau tidak sholat jum'at berjama'ah di Kota mereka. Setelah sholat, beliau Al-Habib pulang ke Mukalla tanpa si fulan. Si fulan ditinggal di Kota Makkah selama seminggu, dan dia hidup di Makkah selama seminggu mendapatkan makanan dan minuman dari masyarakat disana.
Si fulan bertanya kepada masyarakat sekitar, apakah mereka mengenal Al-Habib? Iya, mereka kenal betul siapa Al-Habib yang dia maksud. Karena memang setiap jum'atnya beliau sholat disana. Sampai hari jum'at berikutnya Al-Habib datang lagi ke Kota Makkah. Dan si fulan bertanya mengapa beliau meninggalkannya sendirian di Makkah. Al-Habib berkata kepadanya, bahwa dia kurang sopan dengan mengatakan beliau tidak ikut sholat jum'at berjama'ah.
Kira-kira demikian secuplik cerita tentang beliau Al-Habib. Semoga manfaat buat kita semua...
Terima kasih. . .
NB: Ceritanya masih bersambung.

Komentar
Posting Komentar